Umum

Penyebab Cuaca Panas Di ndonesia Dan Asia Akhir-Akhir Ini

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (disingkat BMKG),

Semenjak pekan lalu hingga hari ini, hampir sebagian besar negara-negara di Asia Selatan masih terdampak gelombang panas atau “heatwave”. Badan Meteorologi di negara-negara Asia seperti Bangladesh, Myanmar, India, China, Thailand dan Laos telah melaporkan kejadian suhu panas lebih dari 40°C yang telah berlangsung beberapa hari belakangan dengan rekor-rekor baru suhu maksimum di wilayahnya. Di Indonesia, suhu maksimum harian tercatat mencapai 37,2?C di stasiun pengamatan BMKG di Ciputat pada pekan lalu, meskipun secara umum suhu tertinggi yang tercatat di beberapa lokasi berada pada kisaran 34?C – 36?C hingga saat ini. Berikut penjelasan BMKG terkait informasi dan perkembangan Gelombang Panas yang terjadi belakangan ini.

Bagi masyarakat yang hendak memperoleh informasi terkini, BMKG memberikan layanan informasi cuaca dan iklim 24 jam, yaitu melalui:

 

Pada sebagian besar wilayah diperkirakan akan mengalami Awal Musim Kemarau 2023 pada kisaran bulan April hingga Juni 2023.

Perkiraan musim kemarau tersebut terjadi lebih awal dibandikan pada periode normal 1991 – 2020.

Sementara itu, puncak musim kemarau 2023 diprediksikan terjadi pada Agustus 2023.

Adapun durasi musim kemarau 2023 di sebagian besar wilayah Indonesia umumnya diprakirakan antara 9 –20 dasarian yaitu seluas 824.811km2(43,06 persen).

Kepala  BMKG, Dwikorita Karnawati, telah membagi persentase wilayah di Indonesia yang terdampak musim kemarau tersebut.

“Sejumlah 41 persen wilayah memasuki musim kemarau maju atau lebih awal dari normalnya. 200 Zona Musim (ZOM) atau 29 persen wilayah memasuki musim kemarau sama dengan normalnya. Dan 95 ZOM atau 14 wilayah memasuki musim kemarau mundur atau lebih lambat dari normalnya,” ungkap Kepala  BMKG, dalam keterangan resmi yang dikeluarkan pada Selasa (7/3/2023).

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (disingkat BMKG)

Cuaca Panas Ekstrem! Ini Wilayah di Indonesia dengan Suhu Terpanas

Cuaca yang terlalu panas dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti:

Pemanasan global: peningkatan suhu rata-rata global akibat aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil dan deforestasi.

Perubahan iklim: perubahan pola cuaca dan peningkatan suhu di suatu daerah dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti El Niño atau La Niña.

Urbanisasi: perkembangan kota dan penggunaan bahan bangunan yang menyerap panas, seperti beton dan aspal, dapat menyebabkan suhu di kota lebih tinggi dibandingkan di daerah pedesaan.

Radiasi matahari: jumlah sinar matahari yang diterima oleh suatu daerah dapat mempengaruhi suhu udara. Jika terlalu banyak sinar matahari yang diterima, suhu akan naik.

Inversi udara: kondisi ketika udara yang lebih dingin terjebak di bawah lapisan udara yang lebih hangat dapat menyebabkan suhu di permukaan tanah naik.

Fenomena alam: beberapa fenomena alam seperti badai pasir atau badai matahari dapat menyebabkan suhu di suatu daerah menjadi lebih tinggi dari biasanya.

Polusi udara: emisi gas rumah kaca dari kendaraan, industri, dan pembangkit listrik dapat menyebabkan peningkatan suhu di suatu daerah.

Deforestasi: pengurangan hutan dapat menyebabkan peningkatan suhu di suatu daerah karena pohon dapat menyerap sinar matahari dan membantu menjaga kelembaban udara.

Fenomena alami lainnya: beberapa fenomena alami lainnya seperti letusan gunung berapi, kebakaran hutan, atau gempa bumi dapat mempengaruhi suhu udara di suatu daerah.

Kesimpulannya, ada banyak faktor yang dapat menyebabkan cuaca terlalu panas, seperti pemanasan global, perubahan iklim, urbanisasi, radiasi matahari, inversi udara, polusi udara, deforestasi, dan fenomena alam. Faktor-faktor ini bekerja bersama-sama dan dapat bervariasi dari waktu ke waktu serta dari daerah ke daerah, sehingga cuaca merupakan sistem yang kompleks.

Kondisi cuaca yang terlalu panas dapat memiliki dampak buruk pada kesehatan manusia dan lingkungan, seperti dehidrasi, heatstroke, penyebaran penyakit yang ditularkan melalui serangga, kerusakan tanaman dan hewan, dan peningkatan risiko kebakaran hutan dan kebakaran lahan.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami penyebab cuaca terlalu panas dan mengambil tindakan untuk mengurangi dampak negatifnya. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan antara lain adalah mengurangi emisi gas rumah kaca, menanam lebih banyak pohon, mengurangi penggunaan kendaraan bermotor, meminimalkan penggunaan bahan-bahan bangunan yang menyerap panas, dan menyiapkan diri dengan cara yang tepat saat kondisi cuaca terlalu panas.

Related Articles

Tinggalkan Balasan