Fakta Menarik Seputar China Negara Dengan Kemajuan Terpesat Di Dunia

Negara China atau nama resminya Republik Rakyat Tiongkok (RRT) adalah negara yang terletak di Asia Timur. Negara ini memiliki ibu kota di Beijing dan memiliki populasi terbesar di dunia dengan lebih dari 1,4 miliar penduduk.
China memiliki sejarah yang panjang dan budaya yang kaya. Negara ini terkenal dengan kekayaan warisannya, seperti Tiongkok, kuil-kuil Buddha, kue-kue dim sum, dan banyak lagi. Negara ini juga memiliki ekonomi terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat dan memiliki kekuatan militer yang signifikan.
Selain itu, negara China juga memiliki sistem politik yang unik dengan Partai Komunis China sebagai partai penguasa. Negara ini memiliki wilayah yang luas dengan beragam suku dan bahasa yang berbeda-beda.
Di era modern, China menjadi salah satu kekuatan ekonomi dan politik yang signifikan di dunia. Negara ini aktif dalam hubungan internasional dan menjadi anggota dari berbagai organisasi internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), dan banyak lagi.
Namun, negara China juga memiliki sejumlah isu yang menjadi perhatian internasional, seperti pelanggaran hak asasi manusia, kebijakan di Tibet dan Xinjiang, masalah lingkungan, dan sebagainya.
Ya, negara China memang memiliki beberapa isu yang menjadi perhatian internasional seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Salah satu isu yang cukup kontroversial adalah kebijakan di wilayah Xinjiang yang menargetkan minoritas muslim Uighur.
Kebijakan ini mencakup pengumpulan data pribadi, pemantauan melalui teknologi, penahanan tanpa pengadilan, dan pemaksaan penghapusan identitas budaya dan agama. Hal ini telah menimbulkan kecaman internasional dari berbagai negara dan organisasi hak asasi manusia.
Di samping itu, negara China juga menjadi sorotan dalam hal isu lingkungan. Negara ini menjadi salah satu produsen gas rumah kaca terbesar di dunia, dan memiliki masalah serius dalam hal polusi udara dan air. Meskipun negara China telah melakukan beberapa upaya untuk mengurangi dampak lingkungannya, tetapi masih diperlukan upaya yang lebih besar untuk mengatasi masalah ini.
Namun demikian, negara China juga memiliki kekuatan dan prestasi yang patut diakui, termasuk dalam bidang teknologi, infrastruktur, dan ekonomi. Negara ini juga memiliki budaya yang kaya dan beragam, serta kontribusi besar dalam sejarah dunia.
PEMERINTAHAN CHINA
Pemerintahan China memiliki sistem politik yang unik dengan Partai Komunis China (PKC) sebagai partai penguasa. Secara konstitusional, China merupakan negara sosialis dengan karakteristik khas China. Sistem politik ini didasarkan pada teori dan pemikiran Mao Zedong, yang merupakan salah satu pendiri PKC dan pemimpin Revolusi Komunis China.
Secara formal, pemerintahan China terdiri dari tiga cabang yaitu eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Presiden negara adalah kepala negara dan kepala pemerintahan, sementara perdana menteri adalah kepala pemerintahan de facto dan pemimpin kabinet. Namun, kekuatan sebenarnya terletak pada Komite Pusat PKC, yang secara efektif memimpin pemerintahan.
Komite Pusat PKC terdiri dari sejumlah anggota tetap dan anggota cadangan yang dipilih oleh Kongres Nasional Rakyat (KNR), badan legislatif tertinggi di China. KNRC dibentuk dari perwakilan rakyat yang dipilih melalui pemilihan langsung. Namun, proses pemilihan ini sering dikritik karena tidak transparan dan adanya campur tangan dari pemerintah.
Selain itu, China juga memiliki sistem pemerintahan di tingkat provinsi, kabupaten, dan kota. Setiap tingkatan pemerintahan memiliki pemimpin dan badan legislatifnya sendiri. Namun, mereka juga tunduk pada kebijakan dan arahan dari pemerintahan pusat.
Meskipun demikian, kebijakan pemerintah China kadang-kadang dikritik oleh organisasi hak asasi manusia dan beberapa negara lain karena pelanggaran hak asasi manusia, kebebasan berbicara, dan kebebasan beragama.
PENDUDUK TERBESAR DI DUNIA
Populasi China adalah yang terbesar di dunia, dengan lebih dari 1,4 miliar orang. Populasi China menyumbang sekitar 18,5% dari total populasi dunia. Meskipun angka kelahiran menurun selama beberapa tahun terakhir, jumlah penduduk China tetap tinggi karena tingkat kelahiran yang tinggi di masa lalu.
China memiliki kebijakan satu anak (One Child Policy) yang diberlakukan pada tahun 1979 hingga dicabut pada tahun 2015. Kebijakan ini dirancang untuk mengendalikan pertumbuhan populasi dan menyeimbangkan tingkat populasi dengan sumber daya yang tersedia di negara tersebut. Namun, kebijakan ini juga menimbulkan beberapa masalah seperti pengabaian bayi perempuan dan meningkatnya jumlah lansia.
Meskipun kebijakan tersebut telah dicabut, tetapi pengaruhnya masih dirasakan sampai saat ini. Saat ini, China mengalami perubahan struktur populasi, dengan meningkatnya jumlah lansia dan menurunnya jumlah anak-anak. Hal ini menimbulkan tantangan bagi pemerintah China dalam mengelola sistem pensiun, kesehatan, dan perawatan lanjut usia.
Selain itu, China juga memiliki beberapa kelompok etnis minoritas seperti Uighur, Tibet, Mongol, dan lain-lain, yang memiliki budaya dan bahasa yang berbeda dengan mayoritas etnis Han. Meskipun jumlah mereka relatif kecil dibandingkan dengan etnis Han, pemerintah China telah mengakui keberadaan mereka dan menjamin hak-hak mereka.
KEMAJUAN CHINA
China telah mengalami kemajuan yang pesat dalam beberapa dekade terakhir, baik dalam bidang ekonomi, teknologi, infrastruktur, dan industri. Dalam beberapa tahun terakhir, China telah menjadi kekuatan ekonomi global kedua setelah Amerika Serikat.
China telah berhasil melampaui banyak negara maju dalam hal kemajuan teknologi dan inovasi, termasuk dalam bidang kecerdasan buatan, teknologi 5G, dan superkomputer. Selain itu, China juga menjadi produsen terbesar untuk produk elektronik dan smartphone.
China juga telah mengalami kemajuan pesat dalam pembangunan infrastruktur, termasuk jaringan jalan tol, bandara, pelabuhan, dan kereta api kecepatan tinggi. Pembangunan infrastruktur ini telah meningkatkan konektivitas dan mempercepat pengiriman barang dan orang di seluruh negara.
Pada saat yang sama, China juga telah mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan akses pendidikan, kesehatan, dan perumahan bagi rakyatnya. Dalam beberapa tahun terakhir, China telah mengurangi tingkat kemiskinan dengan jumlah orang miskin yang turun menjadi kurang dari 1%, dan melakukan upaya untuk memperbaiki kualitas hidup rakyat.
Namun, di sisi lain, kemajuan China juga menimbulkan beberapa isu seperti ketimpangan sosial, masalah lingkungan, dan hak asasi manusia. China masih memiliki beberapa tantangan yang perlu diatasi dalam hal mengurangi kesenjangan antara kaya dan miskin, meningkatkan perlindungan lingkungan, dan memperkuat hak asasi manusia dan kebebasan sipil.
MILITER CHINA
Militer China, yang dikenal sebagai Tentara Pembebasan Rakyat (People’s Liberation Army, PLA), adalah salah satu kekuatan militer terbesar di dunia. Dengan jumlah personel sekitar 2 juta orang, PLA memiliki angkatan bersenjata terbesar di dunia, termasuk Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara.
PLA juga telah mengalami modernisasi yang pesat dalam beberapa dekade terakhir, termasuk dalam pengembangan teknologi militer, kapal perang, pesawat tempur, dan rudal. China juga terus meningkatkan kemampuan cyber dan teknologi satelitnya untuk keperluan militer.
China memiliki kebijakan pertahanan yang berfokus pada pertahanan wilayah negara, namun juga memiliki kebijakan pertahanan yang agresif terkait dengan klaim teritorial di Laut China Selatan dan Laut China Timur. China juga telah meningkatkan kehadirannya di kawasan Asia Tenggara, Afrika, dan Amerika Latin melalui kemitraan dan investasi ekonomi, sehingga meningkatkan pengaruhnya di kawasan-kawasan tersebut.
Meskipun China mengklaim bahwa tujuan kebijakan pertahanannya adalah untuk menjaga perdamaian dan stabilitas regional, tetapi hal ini juga menimbulkan kekhawatiran dari beberapa negara tetangga dan mitra strategis, terutama karena China terus melakukan peningkatan kapasitas militer dan memiliki klaim teritorial yang saling tumpang tindih di Laut China Selatan.
Selain itu, China juga memiliki program pengembangan senjata nuklir dan rudal balistik jarak menengah, yang menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi ketegangan dengan negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat. China tidak terikat oleh perjanjian tentang pengendalian senjata nuklir seperti perjanjian START antara Amerika Serikat dan Rusia, yang meningkatkan kekhawatiran tentang potensi ancaman senjata nuklir dari China.
China juga memperkuat kemampuan operasional dan kehadiran militernya di luar wilayah negaranya, dengan membangun pangkalan militer di beberapa negara seperti Pakistan, Myanmar, dan Djibouti. China juga memiliki program pengembangan kapal induk dan kapal selam, yang menunjukkan niatnya untuk menjadi kekuatan militer laut yang lebih kuat.
Namun, China juga berpendapat bahwa program pertahanannya masih jauh di belakang negara-negara maju lainnya, dan bahwa tujuannya adalah untuk mempertahankan kedaulatan dan integritas wilayahnya, dan bukan untuk memperluas pengaruh dan kekuasaannya di wilayah lain.
Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) juga berperan penting dalam kebijakan domestik China, seperti dalam menangani protes di Hong Kong dan Xinjiang. PLA juga memegang peran penting dalam kebijakan luar negeri China, seperti dalam mempertahankan klaim teritorial di Laut China Selatan dan meningkatkan hubungan dengan negara-negara seperti Rusia dan Korea Utara.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa militer China, yang dikenal sebagai Tentara Pembebasan Rakyat (People’s Liberation Army, PLA), adalah salah satu kekuatan militer terbesar di dunia dengan angkatan bersenjata terbesar di dunia. China juga telah mengalami modernisasi yang pesat dalam beberapa dekade terakhir, terutama dalam pengembangan teknologi militer dan kapal perang.
China memiliki kebijakan pertahanan yang berfokus pada pertahanan wilayah negara, namun juga memiliki kebijakan pertahanan yang agresif terkait dengan klaim teritorial di Laut China Selatan dan Laut China Timur. Hal ini menimbulkan kekhawatiran dari beberapa negara tetangga dan mitra strategis, terutama karena China terus melakukan peningkatan kapasitas militer dan memiliki klaim teritorial yang saling tumpang tindih di Laut China Selatan.
Meskipun China mengklaim bahwa tujuan kebijakan pertahanannya adalah untuk menjaga perdamaian dan stabilitas regional, tetapi hal ini juga menimbulkan kekhawatiran dari beberapa negara tetangga dan mitra strategis. Selain itu, China juga memiliki program pengembangan senjata nuklir dan rudal balistik jarak menengah, yang menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi ketegangan dengan negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat.
Namun, China juga berpendapat bahwa program pertahanannya masih jauh di belakang negara-negara maju lainnya, dan bahwa tujuannya adalah untuk mempertahankan kedaulatan dan integritas wilayahnya, dan bukan untuk memperluas pengaruh dan kekuasaannya di wilayah lain.